Dampak sampah yang tidak dikelola dengan baik selain merusak lingkungan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan dengan timbulnya berbagai penyakit. Pencemaran lingkungan ini tak hanya berdampak bagi manusia, tetapi juga berdampak bagi makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Sampah menurut undang-undang adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari rumah tangga disebut sampah rumah tangga.
Maiduty Fitriansyah, ST. MT. atau biasa dipanggil dengan Kak Duty adalah seorang aktivis lingkungan yang peduli dengan isu sampah. Beliau banyak mempromosikan kesadaran masalah sampah. Khususnya mengenai masalah sampah rumah tangga. Sejak tahun 2005 beliau sudah terjun dalam berbagai kegiatan penanganan sampah dan normalisasi sungai.
Kepada SriwijayaVerse, Kak Duty menyampaikan bahwa pengelolaan sampah perlu dilakukan secara terpadu dari hulu ke hilir untuk meminimalisir permasalahan sampah dikemudian hari. Disamping itu agar dapat memberikan lingkungan yang sehat bagi masyarakat dan memberikan manfaat secara ekonomi ujar Kak Duty yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Prabumulih.
Salah satu tantangan terbesar adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan dan tidak memilah sampah dengan benar. Hal ini mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan dan mempersulit proses pengolahan sampah ujar Kak Duty yang sudah 18 tahun tidak membuang sampah organik keluar rumah.
Kak Duty memberikan contoh dengan mengolah sendiri sampah organik rumah tangga dengan biopori, keranjang takakura, dsb.:
Bahan-bahan yang dibutuhkan sangat minim, hanya bermodal 2 ember cat bekas, dan keran 1 buah. Salah satu ember yang diletakkan dibagian atas diberikan lubang, agar air bisa turun ke bawah. Untuk penguapan, bagian atas ember juga diberikan lubang. Komposter yang dihasilkan dari ember cat ini adalah salah satu yg paling praktis & ekonomis. Tinggal dikasih tanah humus sedikit sebagai starter kompos, selanjutnya tinggal diaduk-aduk setiap diisi sampah. Keran berfungsi untuk mengambil air lindi dan dimasukan ke dalam botol air minum bekas. Air lindi mengandung unsur–unsur yang dibutuhkan tanaman sebagai pupuk cair.
Selain itu, Kak Duty banyak berpartisipasi dalam program-program sosial dan edukasi untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi sampah. Beliau sering mengunjungi sekolah-sekolah dan mengadakan workshop tentang pengurangan sampah dan cara mendaur ulang. Kak Duty percaya bahwa edukasi dan sosialisasi di kalangan masyarakat dan anak-anak adalah kunci untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan.
Secara umum aktivitas penanganan sampah antara lain meliputi:
- Pemilahan sampah sesuai jenis, jumlah, dan/atau sifatnya.
- Pengumpulan sampah ke tempat pengolahan residu.
- Pengangkutan sampah dari tempat pengolahan residu ke TPA.
- Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.
- Pemrosesan akhir dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Kak Duty menyampaikan pentingnya peran individu dalam mengurangi sampah. Dia mempromosikan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) untuk membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Prinsip ini melibatkan tiga tindakan: mengurangi penggunaan bahan yang tidak ramah lingkungan, memanfaatkan barang yang sudah ada, dan mendaur ulang bahan yang masih dapat digunakan.
Tips dari Kak Duty sebaiknya sampah protein hewani mentah (sisa olahan ikan, ayam, daging) dibuang saja ke kloset WC kemudian disiram, karena dalam jumlah banyak akan menyebabkan bau yg kurang sedap.
Ayo jaga kebersihan lingkungan kita dengan membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi produksi sampah dalam kehidupan kita sehari-hari.